Get to know the footsteps of Kiai Ahmad Dahlan in Surabaya

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) Prof. Purnawan Basundoro menjadi pembicara dalam acara Sinau Indonesia Berkemajuan dengan topik “Jejak Kiai Ahmad Dahlan di Kota Surabaya”. Acara ini berlangsung pada Rabu, 1 Mei 2024, bertempat di Masjid Al-Fath Bratang, Surabaya.

Pentingnya Pemahaman Sejarah dalam Konteks Kebangsaan

Prof. Purnawan Basundoro memulai sesi dengan menekankan pentingnya memahami sejarah Kiai Ahmad Dahlan tidak hanya dalam konteks Muhammadiyah, tetapi juga dalam perjuangan kebangsaan Indonesia. Menurutnya, Kiai Ahmad Dahlan seringkali hanya diposisikan sebagai pendiri Muhammadiyah tanpa melihat perannya yang lebih luas sebagai tokoh nasional yang turut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Surabaya sebagai Pusat Pergerakan

Purnawan menjelaskan, Surabaya pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 merupakan kota terbesar di Hindia Belanda, bahkan lebih besar dari Batavia. Kota ini memiliki pelabuhan utama dan jaringan kereta api yang menghubungkan berbagai kota di Jawa. Hal ini menjadikan Surabaya sebagai pusat perdagangan dan industri yang sangat sibuk, dengan pabrik gula dan berbagai industri lainnya yang berkembang pesat di sekitarnya.

Kiai Ahmad Dahlan dan Perjuangan Kebangsaan

Purnawan memaparkan bahwa Kiai Ahmad Dahlan sering berkunjung ke Surabaya dalam dua periode utama: 1916-1920 dan 1920-1921. Pada periode pertama, kunjungan beliau lebih terkait dengan perjuangan kebangsaan bersama tokoh-tokoh seperti H.O.S. Tjokroaminoto dari Syarikat Islam. Pada periode kedua, fokus kunjungan mulai bergeser ke pengembangan Muhammadiyah di Surabaya.

Peran Surabaya dalam Pendidikan dan Kesadaran Sosial

Surabaya dikenal sebagai kota dengan tingkat pendidikan yang tinggi pada awal abad ke-20. Purnawan menyebutkan, sekitar 7% penduduk Bumiputra di Surabaya sudah mengenyam pendidikan formal. Kesadaran ini mendorong lahirnya kelompok-kelompok kritis yang berani menentang penjajahan kolonial. Kehadiran sekolah-sekolah seperti STOVIA di Batavia dan NIAS di Surabaya juga berkontribusi pada peningkatan kesadaran sosial dan politik di kalangan penduduk.

Jejak Kiai Ahmad Dahlan di Surabaya

Selama kunjungan di Surabaya, Kiai Ahmad Dahlan sering berinteraksi dengan berbagai tokoh pergerakan. Bung Karno dalam bukunya “Penyambung Lidah Rakyat” mengisahkan bagaimana beliau sering melihat Kiai Ahmad Dahlan berkunjung ke rumah H.O.S. Tjokroaminoto dan mengadakan tabligh di berbagai tempat di Surabaya. Kehadiran Kiai Ahmad Dahlan di Surabaya tidak hanya berdampak pada perkembangan Muhammadiyah, tetapi juga memberikan inspirasi bagi para tokoh nasional lainnya dalam perjuangan kemerdekaan.

Kesimpulan

Kuliah tamu ini memberikan wawasan mendalam tentang peran Kiai Ahmad Dahlan dalam sejarah kebangsaan Indonesia, khususnya di Surabaya. Purnawan Basundoro menekankan bahwa memahami sejarah Kiai Ahmad Dahlan dalam konteks yang lebih luas sangat penting untuk menghargai kontribusi beliau tidak hanya sebagai pendiri Muhammadiyah tetapi juga sebagai pejuang nasional.

Dengan acara ini, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif kepada masyarakat mengenai peran penting Kiai Ahmad Dahlan dalam sejarah Indonesia. Para peserta diharapkan dapat mengambil inspirasi dari perjuangan beliau dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa.

source
https://unair.ac.id