Introducing Peneleh as a Cultural Heritage of the City of Surabaya

Jajaran Dosen Tamu, Dosen FIB, Duta FIB, Pokdarwis Peneleh, dan Ketua Pelaksana

Penulis: Bunga Citra Lestari | Editor: Ilma Arrafi Nafi’a

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) mengadakan Kuliah Tamu Field Trip di Kampung Peneleh pada Sabtu (4/5/2024). Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan Kampung Peneleh sebagai salah satu peninggalan cagar budaya tertua di Kota Surabaya.

Kampung Peneleh Sebagai Peninggalan Cagar Budaya

Lady Khairunnisa Adiyani, S.Hum, selaku Ketua Pelaksana kegiatan menjelaskan bahwa Kampung Peneleh dipilih sebagai lokasi pengabdian masyarakat karena memiliki banyak peninggalan cagar budaya.

“Kuliah Tamu Field Trip ini melibatkan dosen tamu dari Universiti Teknologi Malaysia, Universiti Malaysia Sabah, Universidad Autónoma de Chihuahua, Pokdarwis Peneleh, warga lokal Peneleh, dan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan cagar budaya di kawasan ini,” tutur Lady selaku Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat Internasional.

Lady Khairunnisa mengutarakan bahwa kelima dosen tamu ini dimasukan ke dalam lima kelompok kecil dengan didampingi oleh mahasiswa dan pokdarwis. Tiap kelompok kemudian melakukan kunjungan ke beberapa destinasi cagar budaya yang ada di sekitar Kampung Peneleh.

“Selama kegiatan, dosen tamu dibagi dalam kelompok kecil yang didampingi oleh tim panitia untuk mengunjungi lima situs cagar budaya di Kampung Peneleh, seperti Makam Peneleh, Masjid Peneleh, Sumur Jobong, Rumah Hos Tjokroaminoto, dan Rumah Kelahiran Soekarno,” ujar Lady.

Kesan Dosen Tamu dalam Kuliah Tamu Field Trip Peneleh

Foto bersama Pokdarwis Peneleh, dosen tamu internasional, serta peserta dalam Field Trip di Makam Peneleh

Kegiatan ini menghadirkan lima dosen tamu dari universitas yang berbeda yakni Dr. Shaffarullah Bin Abdul Rahman, Dr. Kavitha Ganesan, Dr. Norliza Binti Mohd Isa, Dr. Rohana Binti Mohd Firdaus, serta Antonio Guerra Arias, Ph.D.

Dr Norliza Binti Mohd Isa menyatakan rasa syukurnya bisa mengunjungi cagar budaya di Kampung Peneleh. Menurutnya, Kota Surabaya adalah kota yang sangat bersih dan terawat, yang memperkuat representasi budaya di Peneleh.

“Saya merasa mendapat banyak informasi dan nilai budaya baru selama kunjungan di Kampung Peneleh ini,” ungkap Dr. Norliza.

Dr Rohana Binti Mohd Firdaus juga mengungkapkan bahwa Peneleh memiliki potensi budaya yang besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Menurutnya, nilai dan cagar budaya di kawasan ini perlu didukung oleh komunitas yang dapat meningkatkan upaya konservasi.

Disisi lain, Antonio Guerra Arias, PhD dari Universidad Autónoma de Chihuahua menambahkan bahwa setiap sudut cagar budaya di Peneleh memiliki nilai antropologis yang kental, menjadikannya daya tarik yang tidak hanya dari sisi sejarah tetapi juga antropologi.

“Bagi saya setiap sudut dari cagar budaya di Peneleh mempunyai nilai antropologis yang kental,” ujarnya.

source
https://unair.ac.id