FIB UNAIR Holds Guest Lecture from UMS Malaysia

Kamis, 2 Mei 2024 – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) mengadakan acara Guest Lecture bertajuk “Metode Mengenal: Cara Baru Membaca Sejarah”. Kegiatan ini dihadiri oleh Dr. Kavitha Ganesan dari Universiti Malaysia Sabah sebagai pembicara utama, didampingi oleh Romiana S.Hum. dari Magister Kajian Sastra dan Budaya sebagai moderator. Acara ini diadakan pada hari Kamis, 2 Mei 2024, mulai pukul 14.30 hingga 17.00 WIB, bertempat di Ruang Siti Parwati Lt. 2 Gedung FIB UNAIR.

Dalam kuliah tamu ini, Dr. Kavitha Ganesan membahas berbagai aspek mengenai cara baru membaca sejarah. Beliau mengungkapkan bahwa membaca dan menulis sejarah merupakan sebuah wacana budaya dan aktivitas budaya. Sejarah sebagai disiplin ilmu meneliti, menganalisis, dan mempertanyakan peristiwa masa lalu melalui narasi atau cerita yang didukung oleh bukti.

Salah satu topik yang dibahas adalah peran fiksi sebagai platform yang memberikan ruang untuk mempertimbangkan kembali masa lalu, berunding, menantang, dan dengan demikian, menulis kembali sejarah.

Dr. Kavitha juga menjelaskan tentang bagaimana kita mengetahui apa yang kita ketahui. Sejarah didasarkan pada garis waktu linear dan peristiwa realistis. Namun, ketika sejarah dibaca/ditulis melalui lensa budaya, muncul wacana dialektis yang mengubah pemahaman yang ketinggalan zaman.

Dalam konteks postkolonialisme, Dr. Kavitha menyampaikan pemikiran dari beberapa tokoh seperti Gayatri Chakravorty Spivak, Homi K. Bhabha, dan Edward Said. Beliau menekankan bahwa bahasa bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis dan dipengaruhi oleh budaya serta konteks sosial di mana ia diproduksi.Selain itu, Dr. Kavitha juga membahas hubungan antara penulisan sejarah dan kreativitas. Bagaimana memahami dan mendokumentasikan era sejarah sebelumnya, serta landasan metodologis dan teoritis dari penulisan sejarah secara kreatif.

Dalam sesi tersebut, juga dibahas tentang bagaimana penelitian sejarah dan praktik kreatif dapat saling memberi informasi. Sebagai contoh, Dr. Kavitha menyebutkan karya “Among the White Moon Faces: An Asian American Memoir of Homelands” (1996) karya Shirley Lim Geok-lin yang menggambarkan pengalaman seorang perempuan Asia-Amerika dalam memahami konsep keperempuanan dalam konteks budaya dan sejarahnya.

Acara ini memberikan wawasan mendalam bagi para peserta tentang cara baru dalam memahami dan membaca sejarah, serta pentingnya mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan konteks budaya dalam menafsirkan peristiwa masa lalu.

source
https://unair.ac.id