Guest Lecture with Universiti Malaysia Sabah Lecturer

Penulis :  Lady Khairunnisa Adiyani | Editor: Jihan Rafifah Mahdiyyah

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) kembali menggelar kuliah tamu dengan tema “Methods of Knowing: New Ways of Reading The Past”. Kuliah tamu ini diselenggarakan di Ruang Siti Parwati pada Kamis (2/5/ 2024).

Kuliah tamu ini merupakan rangkaian kegiatan dari Pengabdian Masyarakat Internasional pertama yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya dengan bekerja sama dengan Universiti Teknologi Malaysia dan Universiti Malaysia Sabah.

Penyelenggaraan kuliah tamu ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait budaya lintas bangsa. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat lebih bersikap kritis terhadap perbedaan budaya dengan negara tetangga seperti Malaysia.

Pada kesempatan tersebut, Dr. Kavitha Ganesan dari Universitas Malaysia Sabah memaparkan definisi dan titik fokus sejarah. “Sejarah adalah tentang masa lalu dan kita harus fokus pada alur cerita,” papar Dr. Kavitha.

Menurut Dr. Kavitha, sejarah mengacu pada masa lampau. Maka dari itu, kita sebaiknya fokus pada lini masanya. Melalui sejarah, fiksi dapat terbentuk sebagai media eksplorasi. “Fiksi adalah sebuah platform yang menyediakan jalan untuk melihat kembali masa lalu, bernegosiasi, berkontestasi. Oleh karena itu, perlu untuk menulis ulang kepemilikan sejarah,” ungkapnya.

Selain itu, beliau turut menjelaskan korelasi antara sejarah dan proses penulisannya. Kedua aspek tersebut mengarah pada konstruksi sejarah. Contohnya adalah konstruksi perempuan dalam teori postkolonialisme. Hal ini dikutip dari buku yang berjudul “Among the White Moon Faces: An Asian American Memoir of Homelands” yang ditulis oleh Shirley Lim Geok-lin.

Berkaitan dengan post-kolonialisme, Dr. Kavitha menyampaikan pentingnya pengetahuan sebagai dasar untuk membaca sejarah. Pengetahuan bersifat dinamis sehingga kita harus menelusuri kebaruannya. Hal ini tidak lepas dari budaya sebagai pembentuk sejarah. Oleh karena itu, diperlukan teori dan metode ketika menelusuri sejarah.

Sebagai penutup, Dr. Kavitha kembali menegaskan mengenai hakikat sejarah. Mempelajari sejarah tidak lepas dari permulaan dan akan selalu terjadi perdebatan antara kalangan internal dan eksternal.

“Belajar sejarah selalu mengarah ke akar sejarah, selalu tentang orang luar dengan orang dalam”, tutupnya.

source
https://unair.ac.id