Public Presentation "Reimagining the Field/Archive" at FIB UNAIR

Surabaya, 22 Maret 2024 – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) kembali menggelar kegiatan kolaboratif dengan Airlangga Institute Of Indian Ocean Crossroads. Kali ini, acara yang dihadirkan adalah presentasi publik dengan tema “Reimagining The Field/Archive”. Acara ini berlangsung di Ruang Deny Arnos Kwary FIB UNAIR pada tanggal 22 Maret 2024.

Dalam presentasi publik ini, dua narasumber utama yang membahas adalah Aarti Kawlra, Direktur Akademik Humanities Across Borders, dan Bintang Putra, Direktur Operasi Habitat Studies. Mereka menyajikan hasil penelitian dan eksplorasi yang dilakukan selama lokakarya “Ritus Liyan” di Kampung Plampitan, Kelurahan Peneleh, Surabaya.

Latar Belakang Penelitian

Dalam paparannya, Bintang Putra mengawali dengan kutipan dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Inovasi Teknologi Kota Surabaya, yang mengatakan, “Semoga cepat lulus dari kampung dan pindah ke hunian yang lebih layak.” Pernyataan ini mencerminkan pandangan umum tentang perkampungan di kota, di mana pembangunan sering kali diutamakan tanpa mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan lingkungan.

Menurut Bintang, negara-negara berkembang seringkali terjebak dalam ide pertumbuhan ekonomi yang tanpa henti, meniru pola dari negara maju tanpa memperhitungkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. Dia menggarisbawahi pentingnya memahami kesenjangan sosial dan lingkungan, terutama melihat kontras antara daerah perkotaan dan perkampungan seperti Tunjungan Plaza dan Kampung Ketandan.

Apresiasi Aarti Kawlra

Aarti Kawlra menyampaikan apresiasinya atas proses penelitian yang berjalan dengan baik selama lokakarya “Ritus Liyan”. Ia menekankan pentingnya cerita dan narasi dalam mengungkap suatu tempat. Melalui diskusi dan berbagi cerita, peneliti dapat mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang suatu kawasan.

Dalam penelitiannya, Aarti menyoroti berbagai elemen seperti gambar, percakapan, pengalaman, pemandangan, suara, dan rasa sebagai bagian dari pengetahuan yang terbentuk. Proses kreatif dan keterlibatan aktif para peneliti membawa pada pemahaman yang lebih luas tentang suatu tempat, termasuk mitos, norma sosial, aturan pemerintah, dan sebagainya.

Hasil Observasi dan Eksplorasi

Dalam sesi presentasi, berbagai hasil penelitian dan eksplorasi dari tim peneliti AIIOC dipaparkan. Misalnya, Filzah Amalia menyoroti tentang “got” sebagai salah satu medium pembuangan limbah di perkampungan. Menurutnya, kondisi air dan pembuangan limbah menjadi elemen penting dalam kehidupan masyarakat kampung.

Luthfia Satyo, mahasiswa Hubungan Internasional, memperhatikan tentang konsep pagar di kampung. Ia menemukan bahwa pagar, yang sering menjadi simbol batas dalam masyarakat urban, memiliki makna dan fungsi yang berbeda di Kampung Plampitan.

Seorang seniman bernama Ryan menemukan sesuatu yang menarik dalam tangga kayu yang menuju ke Makam Peneleh. Tangga ini, menurutnya, mencerminkan keseharian dan kehidupan spiritual masyarakat kampung.

Kenny, salah satu peneliti, mengeksplorasi gerobak tukang sate Madura yang telah berusia puluhan tahun. Gerobak ini, yang terbuat dari reruntuhan Jati rumah Belanda, menjadi bukti keberlangsungan tradisi sate Madura di kampung.

Pinky Ayako tertarik dengan batik tulis yang diproduksi oleh kelompok pengrajin lokal. Batik ini telah menjadi brand sendiri dengan nama “Batik Peneleh”, mencerminkan nilai-nilai dan kekayaan budaya kampung

Penutupan dan Apresiasi

Acara presentasi publik “Reimagining The Field/Archive” ditutup dengan pemberian apresiasi berupa hadiah oleh Lina Puryanti, S.S. M.Hum. Ph.D. selaku Wakil III FIB UNAIR kepada narasumber dan peneliti. Aarti Kawlra diberikan kain ecoprint sebagai bentuk apresiasi, sementara dia membalas dengan kain selendang dari Mali, Afrika.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi wadah untuk berbagi pengetahuan, tetapi juga memunculkan pemahaman baru tentang tempat, budaya, dan masyarakat. Melalui lokakarya ini, FIB UNAIR dan AIIOC berharap dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan penelitian dan pemahaman tentang kawasan serta budaya lokal.

source
https://unair.ac.id