Revealing the Roots of the Issue of Racism in Indonesia Since the Colonial Era

Isu rasisme terus menjadi permasalahan yang melibatkan Indonesia, dengan banyaknya kasus-kasus rasisme dan konflik antarsuku. Akar permasalahan ini, selain terkait perbedaan dalam masyarakat, juga terkait dengan dampak era kolonial Hindia Belanda. Saat itu, imigran, terutama Tionghoa, datang untuk dijadikan pekerja kasar atau berdagang. Namun, permasalahan sebenarnya dimulai dengan penerapan hukum kolonial yang membagi ras-ras di Hindia Belanda.

Dampak Hukum Kolonial

Pada tahun 1854, Hindia Belanda menerapkan Regerings Reglement (RR), membagi masyarakat menjadi tiga ras. Ras 1 adalah Belanda atau Eropa, Ras 2 adalah imigran Timur asing, seperti Arab dan Tionghoa, dan Ras 3 adalah ras lokal atau “Inlander.” Pemisahan ini menciptakan ketidaksetaraan sosial, di mana ras lokal dianggap rendah dan diperlakukan tidak adil.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Hukum kolonial tidak hanya terbatas pada hukum tertulis, tetapi juga merasuki lapangan pekerjaan. Meskipun masyarakat lokal menempuh pendidikan tinggi, mereka masih dibayar setengah dari penduduk Indo-Belanda yang hanya menempuh pendidikan SMP. Ketidaksetaraan ini menciptakan pembedaan dalam kesejahteraan.

Perpetuasi Stereotipe dan Rasisme

Meskipun sudah berlalu era kolonial, pikiran rasialis masih melekat dalam masyarakat. Stereotip terhadap pekerjaan tertentu, seperti pandangan bahwa seorang petani hanya berasal dari desa yang miskin, mencerminkan pemikiran kolonial yang masih ada. Diskriminasi juga dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang diungkapkan oleh Prof. Purnawan Basundoro dalam diskusi mengenai stereotip terhadap petani.

Pemberlakuan Nama Nasional dan Diskriminasi Etnis Tionghoa

Pada era Orde Baru, etnis Tionghoa mengalami diskriminasi. Pembatasan nama Tionghoa dan larangan penggunaannya pada tahun 1960-1980 oleh Soeharto menciptakan kehilangan identitas bagi warga Tionghoa. Isu kerusuhan tahun 1998 menjadi puncaknya, di mana etnis Tionghoa mengalami kerugian fisik dan psikis, termasuk pelecehan dan perkosaan.

Rasisme yang Terus Berkembang

Perilaku rasialis, yang terkadang dilakukan tanpa disadari, dapat ditemui dalam berbagai aspek kehidupan, dari penilaian terhadap pekerja hingga perlakuan penguasa yang terbebas dari hukum.

Kesadaran Akan Produk Kolonial

Melalui kajian sejarah dan pemikiran sosial, penting untuk menyadari bahwa banyak produk kolonial masih memengaruhi pikiran kita. Kesadaran akan isu-isu ini penting agar kita dapat mengatasi dan mengubah pandangan yang terbentuk selama era kolonial. Dengan begitu, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil dan setara, menghapuskan bayang-bayang rasisme yang masih melekat.

Oleh: Devan Prawira Wardaya Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

source
https://unair.ac.id