Long Hair Ban Controversy

Surabaya, 25 Januari 2023

Larangan terhadap gaya rambut gondrong di kalangan siswa sekolah telah menjadi topik kontroversial yang tidak asing. Dalam artikel ini, kita akan merenung lebih dalam tentang sejarah dan dampaknya pada generasi saat ini.

Pada dasarnya, larangan rambut gondrong di sekolah bukanlah fenomena baru. Namun, pertanyaannya tetap: mengapa hal ini menjadi perdebatan yang berkelanjutan?

Sejarah Larangan Rambut Gondrong di Indonesia

Larangan ini ternyata memiliki akar sejarah yang kuat, terutama pada era 1970-an di Indonesia. Pada masa itu, Jenderal Soemitro mengeluarkan larangan rambut gondrong untuk tentara dan keluarganya, yang kemudian meluas ke seluruh masyarakat. Doktrin ini berkembang karena adanya asumsi bahwa rambut gondrong identik dengan perilaku kurang teratur, tidak patuh, bahkan dianggap meniru gaya hidup kaum hippies dan penjajah.

Kontroversi dan Dampak pada Generasi Muda

Dampak larangan ini sangat terasa dalam masyarakat. Diskriminasi, tekanan, dan ketidakpercayaan terhadap individu berambut gondrong seringkali dipengaruhi oleh pandangan masyarakat yang terbentuk melalui media cetak. Rambut panjang atau rapi kerap dianggap sebagai solusi identitas yang lebih baik, kontradiktif dengan pandangan bahwa rambut gondrong mencerminkan ketidakpatuhan.

Hal ini menciptakan suasana di sekolah di mana guru disiplin dapat membawa gunting untuk memberantas rambut gondrong siswa. Sanksi ini, meskipun mungkin sesuai dengan peraturan sekolah, terkadang dianggap memberatkan bagi siswa yang merasa kebebasan berekspresi mereka terbatasi.

Pro dan Kontra dalam Masyarakat

Berita tentang orang tua yang marah karena rambut anaknya digunting oleh guru mencuat dan menciptakan pro dan kontra dalam masyarakat. Siswa, orang tua, dan guru memiliki pandangan yang berbeda mengenai peraturan ini. Meskipun peraturan ini mungkin diterima sebagai bagian dari disiplin sekolah, subjektivitas dalam melihat kebebasan berekspresi tetap menjadi pertimbangan.

Melihat ke Masa Depan

Sejarah larangan rambut gondrong ini menciptakan paradigma di masyarakat Indonesia. Di tengah modernisasi, peraturan ini masih tetap eksis. Meskipun beberapa negara, seperti Thailand, telah merelaksasi aturan terkait pemotongan rambut, stigma negatif terhadap rambut gondrong masih melekat.

Pertanyaannya, sampai kapan perdebatan seputar rambut akan menjadi isu utama? Bagaimana Indonesia dapat maju jika masih terjebak pada isu semacam ini? Ini adalah pertanyaan yang perlu dipertimbangkan oleh kita semua, terutama dalam merangkul perubahan dan membebaskan diri dari belenggu masa lalu.

Referensi

  1. Cahya Ningrum, A. R., 2022. Identitas Diri dan Stigma Laki-Laki Gondrong. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
  2. Cangkeman.net, 2023. Kenapa Ada Larangan Berambut Gondrong di Sekolah?.
  3. Detik.com, 2023. Barbar Ortu Siswa SD di Gorontalo Cukur Rambut Guru gegara Anaknya Dihukum.
  4. Kompas.com, 2023. Siswa SMA Kolese De Britto Boleh Berambut Gondrong Mulai 1976.
  5. Liputan6, 2020. Aksi Protes Hukuman Potong Rambut Pelajar Thailand bak Adegan Film Hunger Games.
  6. Pratama, R. A., 2017. Apa Peduli Negara Dengan Rambut Gondrong?.
  7. Wijanarko, T. S., Wijayanti, P. A. & Muntholib, A., 2019. Rambut Gondrong di Semarang Pada Tahun 1967-1973. Journal of Indonesian History.
  8. YAYASAN AL MA’SOEM BANDUNG, 2022. Larangan Siswa Berambut Gondrong di Sekolah.

Oleh: Aura Aulia Salsabillah Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

source
https://unair.ac.id