FIB UNAIR Holds Event "One Thousand Residents of Sidoarjo Nembang Macapat"

Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M. Hum. Pada Sambutan Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya bekerja sama dengan Dewan Kesenian Sidoarjo menggelar event spektakuler “Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat, 24 Jam Nonstop”. Acara tersebut berlangsung di Pondok Pesantren Ahlus Shafa Wal Wafa, Wonoayu, Sidoarjo.

Dalam sambutannya, Dekan FIB UNAIR, Prof Dr Purnawan Basundoro, SS, MHum, mengungkapkan bahwa tembang macapat memiliki nilai yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Jawa. Tembang macapat, menurutnya, bukan hanya sebagai media pengetahuan dan ekspresi, melainkan juga sebagai perwujudan dakwah, perasaan, dan sejarah.

“Bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Tembang macapat menjadi sarana untuk mencurahkan hampir semua unsur pengetahuan, termasuk babad tentang tanah Jawa,” jelas Prof Basundoro.

Prof Basundoro menyampaikan kebanggaannya melihat lebih dari seribu pelajar antusias ikut serta dalam kegiatan tembang macapat ini. Menurutnya, di era sekarang, peran tembang macapat dalam kehidupan masyarakat Jawa mulai tergeser oleh media yang dianggap lebih modern.

“Saya sangat bangga dan terharu melihat generasi muda tertarik untuk terlibat dalam melestarikan warisan budaya, seperti tembang macapat,” tambahnya.

Sebagai bentuk kebanggaan, Prof Basundoro mengakhiri sambutannya dengan melantunkan tembang macapat, yakni tembang pupuh Dhandanggula berjudul “Jago Kluruk”.

Dalam pantauan di lokasi, tercatat lebih dari 1.250 peserta dari berbagai kalangan, termasuk siswa, guru, pegiat macapat, santri, dan masyarakat umum.

Turut hadir dalam acara ini beberapa tokoh penting, antara lain Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Dr Tirto Adi, Pendiri Pondok Ahlus Shafa Wal Wafa KH Mohammad Nizam Ashhofa (Gus Nizam), Ketua Forum Pamong Kebudayaan (FPK) Jatim Ki Bagong Sabdo Sinukarto, Ketua Pemuda Pancasila Sidoarjo H Mursidi, Ketua Lesbumi NU Sidoarjo Akhmad Anis Fahmi, dan undangan lainnya.

“Ada 1.012 peserta dari siswa SMP di Sidoarjo, 221 siswa SMA dan SMK, serta seratus lebih pegiat macapat, santri, dan masyarakat umum,” ungkap Joko Susilo, panitia kegiatan “Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat, 24 Jam Nonstop”.

Pada kesempatan terpisah, Wakil Dekan FIB UNAIR, Dr Listiyono Santoso, SS, MHum, menyatakan bahwa FIB UNAIR, melalui Program Pengabdian Masyarakat, melihat potensi tembang macapat sebagai media ekspresi dan pemikiran. Tembang macapat, yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad, pernah digunakan oleh Wali Songo untuk menyebarkan ajaran Islam.

“Generasi muda harus dikenalkan pada kekayaan budaya ini, dan FIB Unair berupaya melalui kegiatan ini untuk memperkenalkan tembang macapat kepada generasi muda di Sidoarjo,” katanya.

Lebih lanjut, Listiyono menyoroti kondisi macapat di Sidoarjo yang dinilainya cukup baik, dengan lebih dari lima paguyuban macapat aktif. Namun, dia menekankan dua hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu kurangnya pemahaman generasi muda terhadap macapat dan belum adanya gagrak khas Sidoarjo.

“FIB Unair bersama Dewan Kesenian Sidoarjo dan pihak terkait menyelenggarakan kegiatan ‘Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat’ sebagai upaya untuk memperkenalkan gagrak macapat Sidoarjo sekaligus meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap warisan budaya ini,” tutup Listiyono.

source
https://unair.ac.id