FIB UNAIR Adds Professor in the Field of Ethnolinguistics

Foto bersama Prof. Ni Wayan Sartini dan Rektor Universitas Airlangga

Surabaya, 20 Desember 2023 – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) menambah jumlah guru besar dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Ni Wayan Sartini, Dra., M.Hum. sebagai guru besar dalam bidang ilmu etnolinguistik. Acara pengukuhan berlangsung di Aula Garuda Mukti pada tanggal 20 Desember 2023.

Dalam pidato pengukuhan, Prof. Ni Wayan Sartini mengangkat tema “Pelestarian Bahasa Daerah Melalui Ritual Pertanian pada Masyarakat Bali,” membahas tantangan dan strategi dalam mempertahankan bahasa daerah di tengah dinamika globalisasi dan modernisasi.

Dalam latar belakangnya, Prof. Ni Wayan Sartini menyoroti kondisi bahasa daerah di Indonesia. Data Badan Bahasa tahun 2019 mencatat 718 bahasa daerah, di mana 75 bahasa diperkirakan punah. Ethnologue (2016) memperlihatkan profil vitalitas 719 bahasa daerah di Indonesia, dengan 76 di antaranya berstatus sekarat dan 12 punah.

Dari latar belakang kompleks tersebut, Prof. Ni Wayan Sartini membahas strategi pelestarian bahasa, terutama bahasa Bali. Salah satu strategi yang diangkat adalah pelestarian bahasa melalui ritual pertanian, sebuah aspek krusial dalam kehidupan masyarakat Bali.

Prof. Ni Wayan Sartini menjelaskan fungsi bahasa daerah sebagai bahasa pengantar, alat perhubungan antar anggota keluarga dan masyarakat, alat pendukung kebudayaan daerah, dan pelengkap bahasa Indonesia. Manfaat bahasa daerah mencakup pemeliharaan kohesi keluarga, dukungan kognitif dan pendidikan bagi anak-anak, serta sebagai cermin karakter masyarakatnya.

Ritual pertanian di masyarakat Bali memiliki peran sentral dalam melestarikan bahasa daerah, khususnya bahasa Bali. Melalui ritual tradisional, masyarakat Bali tidak hanya mempertahankan lingkungan tetapi juga menjaga kearifan lokal dan keseimbangan dengan alam. Prof. Ni Wayan Sartini menekankan pentingnya pelestarian leksikon dalam ritual pertanian sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya Bali.

Dalam penutup, Prof. Ni Wayan Sartini menyampaikan beberapa rekomendasi, termasuk mendorong penggunaan aktif bahasa Bali dalam aktivitas sehari-hari, menggelar kegiatan edukasi dan sosialisasi mengenai makna dan budaya pertanian, dan kolaborasi dengan lembaga pendidikan untuk mendukung pembelajaran bahasa Bali. Ia berharap upaya ini dapat memperkuat pelestarian bahasa daerah Bali, menjadikannya tidak hanya sebagai warisan linguistik tetapi juga sebagai penjaga keunikan budaya dan identitas lokal.

source
https://unair.ac.id