Traditional Art Remains Successful in the Era of Globalization

Penampilan dalang anak perempuan dalam Airlangga Dalang Festival 2023 yang diselenggarakan Pakarsajen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.

Oleh: Purnawan Basundoro

Banyak yang merasa cemas akan kepunahan seni tradisi di tengah arus globalisasi. Berbagai seni dan budaya asing yang dengan mudahnya masuk ke Indonesia, khususnya melalui kemajuan teknologi dan media komunikasi, memunculkan kekhawatiran bahwa seni tradisional kita akan meredup.

Namun, perlu diingat bahwa dalam membuka diri terhadap budaya asing, upaya pelestarian dan pemajuan seni tradisi juga terus dilakukan. Kekhawatiran akan kepunahan seni tradisi bisa diminimalkan dengan tindakan nyata yang diambil untuk merawat dan mempromosikan seni tradisional di tengah-tengah perubahan zaman.

Upaya Pelestarian Seni Tradisi melalui Kebijakan Budaya

Langkah-langkah strategis dan konkret perlu diambil untuk menjaga eksistensi seni tradisi. Pemerintah Indonesia telah mengambil inisiatif melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-undang tersebut memberikan landasan hukum yang kuat untuk mengelola dan memajukan seni tradisi sebagai bagian integral dari warisan budaya Indonesia.

Dalam lingkup daerah, baik provinsi, kabupaten, maupun kota, terdapat upaya serius untuk memasukkan seni tradisi ke dalam pokok pikiran kebudayaan daerah. Hal ini menjadi dasar untuk menyusun strategi kebudayaan daerah yang lebih luas, diimplementasikan dalam rencana induk pemajuan kebudayaan.

Peran Media Sosial dalam Pelestarian Seni Tradisi

Berkembangnya teknologi informasi, khususnya media sosial, membawa angin segar bagi upaya pelestarian seni tradisi. Media sosial menjadi alat yang sangat efektif untuk menyebarkan dan mempromosikan hasil karya seni tradisi kepada masyarakat luas, terutama generasi muda yang akrab dengan platform tersebut.

Aktivitas Mahasiswa FIB UNAIR dan FIB UGM dalam Pelestarian Seni Tradisi

Di tingkat praktis, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB UNAIR) dan Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) terlibat aktif dalam pelestarian seni tradisi. Badan Semi Otonom (BSO) Pakarsajen di FIB UNAIR, dengan kegiatan utama pada seni karawitan dan pedalangan, menjadi agen penggerak dalam mempertahankan seni tradisi.

Festival Budaya di FIB UNAIR, khususnya Airlangga Dalang Festival (ADF), telah menciptakan panggung bagi dalang-dalang muda untuk menampilkan keahlian mereka. ADF berhasil melibatkan lebih dari 20 dalang dari berbagai daerah di Jawa Timur, memberikan apresiasi kepada lima dalang anak-anak terbaik.

Mahasiswa FIB UGM membentuk kelompok karawitan Pradangga Sastra Ingris (Prasasti), yang secara periodik tampil di berbagai acara, baik di dalam maupun di luar kampus. Prasasti, yang dilatih oleh ahli karawitan Nanang Karbito, menunjukkan bahwa seni tradisi dapat mengikuti tren zaman dengan memadukan gending klasik dengan unsur kontemporer.

Seni Tradisi Tidak Akan Mati

Melalui keterlibatan mahasiswa dan komunitas seni tradisi, seperti Pakarsajen dan Prasasti, seni tradisi di Indonesia tetap eksis. Aktivitas mahasiswa yang didokumentasikan melalui media sosial menjadi bukti bahwa seni tradisi tidak akan mati di tengah arus perubahan global. Dengan dukungan teknologi, seni tradisi bukan hanya bertahan, tetapi semakin eksis dengan jangkauan yang lebih luas.

Penting untuk terus mendukung inisiatif dan kegiatan yang bertujuan melestarikan seni tradisi sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Indonesia. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, dapat berperan penting dalam memastikan bahwa seni tradisi tetap hidup dan berkembang di tengah-tengah dinamika zaman.

source
https://unair.ac.id