Para ahli dari Universitas Airlangga (Unair) menegaskan pentingnya memasukkan sastra ke dalam kurikulum pendidikan. Menurut mereka, keberadaan sastra di sekolah seharusnya tidak hanya menjadi sekadar slogan, tetapi harus diimplementasikan dengan serius dan mendalam.
Sastra memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan pola pikir siswa. Dr. Ahmad Fatoni, seorang pakar sastra dari Unair, menyatakan bahwa sastra membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, empati, dan apresiasi terhadap budaya. “Dengan membaca karya sastra, siswa tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga memahami kehidupan, nilai-nilai, dan emosi,” ujar Dr. Fatoni.
Namun, ia menyayangkan bahwa implementasi sastra di kurikulum saat ini masih kurang optimal. Banyak sekolah yang hanya memberikan porsi minimal untuk pelajaran sastra, atau bahkan menganggapnya sebagai mata pelajaran tambahan yang kurang penting. Hal ini menyebabkan siswa tidak mendapatkan manfaat maksimal dari belajar sastra.
Selain itu, Dr. Fatoni menyoroti bahwa materi sastra yang diajarkan seringkali kurang menarik dan tidak relevan dengan kondisi saat ini. Oleh karena itu, ia mengusulkan agar kurikulum sastra diperbarui dengan menyertakan karya-karya sastra kontemporer yang lebih dekat dengan kehidupan siswa. “Dengan demikian, siswa akan lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar sastra,” tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya pelatihan bagi guru agar mereka bisa mengajar sastra dengan cara yang menarik dan efektif. “Guru harus diberikan pelatihan yang memadai agar mereka mampu menyampaikan materi sastra dengan cara yang menyenangkan dan inspiratif,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Fatoni mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat, untuk bersama-sama mendukung pengembangan kurikulum sastra yang lebih baik. Menurutnya, kolaborasi antara berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan budaya yang tinggi.
Dengan demikian, sastra dapat menjadi bagian integral dari pendidikan yang tidak hanya menghasilkan lulusan yang pintar, tetapi juga berkarakter dan berbudaya. Pakar Unair berharap, dengan adanya perubahan ini, sastra bisa lebih dihargai dan dipelajari dengan serius oleh generasi muda.