Minat Baca Siswa dan Rencana Masuknya Sastra dalam Kurikulum

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berencana untuk memasukkan sastra ke dalam kurikulum sekolah di Indonesia. Rencana ini muncul di tengah kondisi minat baca siswa yang masih rendah.

Berdasarkan hasil studi, minat baca siswa di Indonesia masih perlu banyak perbaikan. Salah satu penyebab rendahnya minat baca ini adalah kurangnya akses terhadap bahan bacaan yang menarik dan berkualitas. Kemendikbudristek berharap, dengan memasukkan sastra ke dalam kurikulum, siswa akan lebih tertarik untuk membaca dan meningkatkan kemampuan literasi mereka.

Selain itu, memasukkan sastra ke dalam kurikulum juga diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, imajinasi, dan empati. Sastra memberikan banyak pelajaran tentang kehidupan dan moral yang penting bagi perkembangan karakter siswa.

Namun, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk mewujudkan rencana ini. Salah satunya adalah kesiapan guru dalam mengajar sastra. Guru harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang karya sastra dan mampu menyampaikan materi dengan cara yang menarik agar siswa tertarik untuk membaca dan memahami karya sastra tersebut.

Kemendikbudristek juga berencana untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk penulis dan penerbit, untuk menyediakan bahan bacaan yang sesuai dan menarik bagi siswa. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat lebih mudah mengakses dan menikmati karya sastra.

Dalam rangka meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa, rencana memasukkan sastra ke dalam kurikulum merupakan langkah yang sangat positif. Diharapkan, dengan upaya ini, siswa Indonesia akan semakin gemar membaca dan memiliki kemampuan literasi yang lebih baik di masa depan.