Sastra dalam Kurikulum: DPR Ingatkan Pentingnya Keseimbangan

Baru-baru ini, muncul polemik terkait wacana memasukkan sastra ke dalam kurikulum pendidikan nasional. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memberikan peringatan agar tidak kebablasan dalam membuat kebijakan terkait hal ini.

Anggota Komisi X DPR, Ferdiansyah, menekankan pentingnya keseimbangan dalam setiap kebijakan pendidikan. Menurutnya, sastra memang penting untuk memperkaya wawasan dan budaya siswa, namun harus dipastikan bahwa penerapannya tidak mengorbankan pelajaran lain yang juga penting. “Kita harus bijak dalam menambah muatan kurikulum agar tidak memberatkan siswa,” ujarnya.

Ia menambahkan, sastra memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa, sehingga penting untuk diajarkan. Namun penerapannya harus melalui kajian mendalam agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa di berbagai jenjang pendidikan. “Kita harus memastikan bahwa setiap mata pelajaran yang masuk kurikulum benar-benar memberikan manfaat maksimal bagi siswa,” jelas Ferdiansyah.

Selain itu, Ferdiansyah mengingatkan bahwa dalam membuat kebijakan pendidikan, pemerintah harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru dan akademisi. “Masukan dari mereka sangat penting untuk menyusun kurikulum yang komprehensif dan efektif,” katanya.

Polemik ini muncul setelah beberapa pihak menganjurkan agar sastra menjadi bagian wajib dalam kurikulum. Beberapa kalangan menilai hal ini penting untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa. Namun, ada juga yang khawatir bahwa penambahan ini akan menambah beban belajar siswa yang sudah cukup berat.

Sebagai penutup, Ferdiansyah berharap agar pemerintah dapat mengambil langkah bijak dan seimbang dalam menyusun kebijakan pendidikan. “Kita perlu kurikulum yang mampu mencetak generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan masa depan,” tutupnya.