Sastra memiliki peran penting dalam pendidikan yang sering kali kurang diperhatikan. Di kalangan pelajar, sastra bukan hanya berfungsi sebagai mata pelajaran wajib, tetapi juga sebagai alat untuk mengembangkan pemikiran kritis. Membaca dan menganalisis karya sastra membantu siswa memahami berbagai perspektif dan situasi kehidupan yang berbeda.
Ketika pelajar membaca novel, puisi, atau drama, mereka diajak untuk memikirkan lebih dalam tentang karakter, plot, dan tema yang dihadapi. Proses ini melatih mereka untuk tidak hanya memahami teks secara harfiah tetapi juga menginterpretasikan makna yang lebih dalam. Analisis karakter dan konflik dalam cerita mengajarkan siswa untuk mempertimbangkan berbagai sudut pandang, membuat mereka lebih terbuka dan reflektif terhadap pandangan orang lain.
Selain itu, diskusi tentang sastra di kelas mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat mereka dan berdialog dengan teman sekelas. Kegiatan ini mengasah kemampuan berargumentasi dan berpikir kritis mereka, yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sering berlatih memikirkan dan mendiskusikan berbagai aspek dari karya sastra, siswa dapat mengembangkan keterampilan analitis yang akan bermanfaat dalam studi dan pekerjaan mereka di masa depan.
Oleh karena itu, integrasi sastra dalam kurikulum pendidikan harus didorong lebih lanjut. Melalui sastra, pelajar tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang berbagai budaya dan zaman, tetapi juga keterampilan berpikir kritis yang sangat diperlukan di era modern ini.