Sastra dalam Kurikulum: NU Circle Kecam Buku dengan Narasi Vulgar

Pemerintah telah memutuskan untuk memasukkan mata pelajaran sastra ke dalam kurikulum pendidikan. Namun, langkah ini mendapat kritik dari NU Circle, sebuah lembaga yang fokus pada pengembangan pendidikan berbasis keislaman. Mereka mengecam adanya banyak buku sastra yang dinilai memiliki narasi vulgar dan tidak pantas untuk diajarkan di sekolah.

Menurut NU Circle, beberapa buku sastra yang direkomendasikan dalam kurikulum tersebut mengandung konten yang tidak sesuai dengan norma dan nilai moral yang dianut oleh masyarakat Indonesia. Mereka menegaskan bahwa sastra seharusnya menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai positif dan membentuk karakter peserta didik, bukan malah menampilkan hal-hal yang tidak pantas.

NU Circle juga menyoroti pentingnya penyaringan dan seleksi yang ketat terhadap buku-buku yang akan diajarkan di sekolah. Mereka mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk lebih berhati-hati dalam memilih bahan ajar, sehingga dapat memastikan bahwa materi yang disampaikan benar-benar mendidik dan sesuai dengan budaya serta nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.

Selain itu, NU Circle juga mengusulkan adanya pelatihan bagi para guru agar mereka dapat menyampaikan materi sastra dengan cara yang menarik dan mendidik. Menurut mereka, guru memiliki peran penting dalam menyampaikan nilai-nilai positif melalui karya sastra, dan oleh karena itu, mereka perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai.

Sebagai tindak lanjut, NU Circle menyarankan agar pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para ahli sastra dan pendidikan, untuk menyusun kurikulum yang lebih baik. Mereka berharap dengan adanya kerja sama ini, kurikulum yang dihasilkan tidak hanya berkualitas dari segi akademis, tetapi juga mampu membentuk karakter peserta didik yang baik dan berbudi pekerti luhur.

Dalam menghadapi kritik ini, pemerintah diharapkan dapat mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak dan melakukan evaluasi terhadap buku-buku yang digunakan dalam kurikulum sastra. Dengan demikian, diharapkan kurikulum sastra yang diterapkan di sekolah dapat benar-benar memberikan manfaat bagi perkembangan pendidikan dan moral peserta didik di Indonesia.

Dengan adanya perhatian lebih terhadap kualitas buku dan cara penyampaiannya, diharapkan sastra bisa menjadi salah satu mata pelajaran yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik dan membentuk karakter yang baik bagi para siswa.