Protes PP Muhammadiyah Terhadap Buku Sastra di Kurikulum

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan protes keras terhadap beberapa buku sastra yang masuk dalam kurikulum sekolah karena dianggap memiliki muatan seksual dan kekerasan. Protes ini ditujukan kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang bertanggung jawab atas penyusunan kurikulum tersebut.

PP Muhammadiyah menilai bahwa buku-buku yang diadopsi dalam kurikulum seharusnya memberikan nilai-nilai positif dan edukatif kepada siswa. Namun, beberapa buku sastra yang masuk dalam kurikulum justru dinilai mengandung konten yang tidak sesuai dengan norma dan etika masyarakat Indonesia, terutama yang berkaitan dengan muatan seksual eksplisit dan adegan kekerasan.

Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, mengkhawatirkan dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh buku-buku tersebut terhadap perkembangan moral dan karakter siswa. Mereka menekankan bahwa literatur yang diajarkan di sekolah seharusnya memperkuat nilai-nilai moral dan budi pekerti yang baik.

PP Muhammadiyah juga mengajak masyarakat dan orang tua untuk lebih waspada dan kritis terhadap bahan bacaan yang dikonsumsi oleh anak-anak mereka. Mereka menekankan pentingnya kontrol dan pengawasan terhadap konten pendidikan agar sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan budaya Indonesia.

Menanggapi protes tersebut, Kemendikbudristek menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap buku-buku yang menjadi bahan ajar di sekolah. Mereka berjanji untuk memastikan bahwa materi yang diajarkan kepada siswa bebas dari konten yang tidak sesuai dan lebih mengedepankan nilai-nilai edukatif yang bermanfaat bagi perkembangan siswa.

Kemendikbudristek juga membuka ruang dialog dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat seperti Muhammadiyah, untuk mendapatkan masukan dan saran dalam penyusunan kurikulum yang lebih baik. Mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif dan positif bagi seluruh siswa di Indonesia.

Protes PP Muhammadiyah ini menjadi pengingat pentingnya peran serta berbagai pihak dalam memastikan kualitas pendidikan yang diterima oleh generasi muda Indonesia. Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan, diharapkan kurikulum sekolah dapat terus ditingkatkan untuk mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan berkarakter kuat.