Mengapa Minat Baca Sastra Menurun? Tanggapan Dosen UNAIR

Minat baca sastra di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi muda, mengalami penurunan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para sejarawan dan pengamat budaya. Dosen dari Universitas Airlangga memberikan pendapat mengenai fenomena ini.

Menurut Dr. Ahmad, seorang dosen sastra di Universitas Airlangga, ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan turunnya minat membaca sastra. Salah satunya adalah pergeseran preferensi dan gaya hidup modern yang cenderung mengarah ke konsumsi konten yang lebih singkat dan instan, seperti media sosial dan video pendek. Hal ini membuat karya sastra yang membutuhkan waktu dan ketekunan dalam membacanya menjadi kurang diminati.

Selain itu, pendidikan formal juga berperan penting. Dr. Budi, seorang dosen lainnya dari universitas yang sama, mengungkapkan bahwa kurikulum pendidikan saat ini cenderung menekankan pada mata pelajaran yang dianggap lebih praktis dalam kehidupan sehari-hari, meninggalkan sastra sastra sebagai pilihan yang kurang diprioritaskan.

Namun demikian, dosis-dosen tersebut juga menyoroti pentingnya mempertahankan minat membaca sastra di tengah perkembangan zaman. Mereka percaya bahwa sastra memiliki peran penting dalam membangun pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kemanusiaan, sejarah, dan kompleksitas emosi manusia yang tidak dapat diasamai oleh media modern.

Oleh karena itu, meskipun tantangan besar terhadap minat baca sastra ada, terutama di era digital ini, upaya untuk mempromosikan dan mengapresiasi karya sastra tetap harus dilakukan secara berkelanjutan. Dosen-dosen Universitas Airlangga berkomitmen untuk terus menginspirasi dan mendidik generasi muda tentang pentingnya literasi sastra sebagai bagian tak terpisahkan dari pembentukan intelektualitas dan kepribadian yang berbudaya.