DULINAN: Caring for street children

Pendidikan karakter merupakan faktor utama yang dapat membangun kesuksesan suatu individu, jika kita hanya terfokus kepada pendidikan akademik dan mengabaikan pendidikan karakter, akan terjadi ketidak seimbangan di kehidupan bermasyrakat karena tidak ada artinya kita memiliki kemampuan akademik jika tidak dibarengkan dengan karakter yang baik. Pendidikan karakter dapat membentuk suatu karakter positif yang nantinya akan membantu kehidupan suatu individu di masa depan kelak.

Tanpa adanya pendidikan karakter yang ditumbuhkan dalam diri seseorang, maka dapat dipastikan bahwa kedepannya ia akan menemukan titik susah bersosialisasi. Pendidikan karakter tentu saja dapat diajarkan sedari kecil, karena semasa kecil suatu individu dapat menyerap suatu materi dan tindakan yang sering ditunjukkan kepadanya. Masalah yang Indonesia hadapi sekarang adalah bukan hanya ketidakseimbangan pendidikan akademi pada anak anak, tetapi juga ketidakseimbangan pendidikan karakter pada anak anak. Hal ini menyebabkan beberapa kasus pidana yang melibatkan anak anak diluaran sana. Data yang telah tercatat sampai sekarang menunjukkan tingkat ketidakseimbangan pendidikan karakter yang mengakibatkan kasus pidana pada anak anak menyeruak.

KPAI telah menangani 1885 kasus pada semester pertama pada tahun 2018. Terdapat 504 anak jadi pelaku pidana, dari mulai pelaku narkoba, mencuri, hingga kasus asusila menjadi kasus yang paling banyak. Dalam kasus ABH, kebanyakan anak telah masuk Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) karena telah mencuri sebanyak 23,9 persen, kasus narkoba sebanyak 17,8 persen, serta kasus asusila sebanyak 13,2 persen, dan lainnya. Bukan hanya kasus-kasus tersebut, berdasarkan data dari Komisi Perlindungan Anak, tercatat 62,7 persen remaja SMP di Indonesia sudah tidak perawan. Terdapat pula hasil lainnya seperti tercatat 93,7 persen peserta didik SMP dan SMA pernah berciuman, 21,2 persen remaja SMP mengaku pernah melakukan aborsi. (Kompas.com, 2010)

Berdasarkan hal ini Pengmas BEM FIB Unair membentuk program bertakjub Dulinan yang bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan karakter pada anak anak, tetapi juga meningkatkan bentuk partisipasi anak anak pada keberlangsungan pendidikan karakter di Indonesia. Sesuai dengan kepanjangan dari nama Dulinan, Pengmas BEM FIB Unair kali ini terfokus pada anak anak jalanan yang ada di sekitaran Surabaya, mengapa anak jalanan? Karena di lingkungan yang tidak menentu tersebut, Pengmas BEM FIB Unair ingin menyelipkan suatu inovasi dalam karakter mereka yang nantinya akan sangat berguna bagi anak anak kedepannya. Pengmas BEM FIB Unair berkomitmen untuk menerapkan SDGS goals nomor 10 yaitu desa tanpa kesenjangan dalam konteks ini, Pengmas BEM FIB Unair ingin setidaknya berpartisipasi dalam perubahan kesenjangan pendidikan yang terjadi pada anak anak jalanan yang ada disekitar kita.

source
https://unair.ac.id