FIB UNAIR Nembang Macapat with Thousand Youths of Sidoarjo

Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M. Hum. Pada Sambutan Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat

Penulis : Aidatul Fitriyah | Editor : Ilma Arrafi Nafi’a

Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berkolaborasi dengan Dewan Kesenian Sidoarjo menghelat acara Seribu Warga Sidoarjo Nembang Macapat 24 Jam Nonstop pada Jumat (4/8/2023) hingga Sabtu (5/8/203). Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Ahlus Shofa Wal Wafa, Sidoarjo dan dihadiri lebih dari 1.250 peserta. Mulai dari siswa, guru, pegiat macapat, santri, dan masyarakat umum turut hadir memeriahkan acara ini.

Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan FIB UNAIR, Prof. Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M. Hum.. Ia mengungkapkan bahwa tembang macapat telah melekat dalam kehidupan masyarakat Jawa. Menurutnya, tembang macapat berfungsi sebagai media pengetahuan, menyampaikan perasaan, peristiwa sejarah, maupun media dakwah.

“Ini adalah bagian dari keseharian kehidupan masyarakat. Ketika masyarakat Jawa bisa menulis dan menceritakan dalam bentuk narasi yang panjang, hampir semua unsur-unsur pengetahuan, ditulis dalam bentuk tembang macapat. Sehingga kalau kita membaca, hampir semua babad tentang tanah Jawa, itu ditulis dengan tembang macapat.” Ujarnya dalam sambutan.

Prof. Basundoro mengaku sangat senang mengetahui bahwa ribuan pelajar hadir dalam kegiatan ini. Mengingat, tembang macapat sudah terlalu kuno dan tergantikan dengan media yang lebih modern. 

“Oleh karena itu, saya sangat bangga dan terharu kalau ada generasi muda yang mau terlibat dalam proses melestarikan warisan budaya ini, yaitu tembang macapat.” Imbuhnya.

Prof. Basundoro mengakhiri sambutan dengan lantunan tembang macapat. Sebuah tembang pupuh Dhandhanggula berjudul Jago Kluruk sebagai ungkapan rasa bangganya terhadap tradisi Jawa itu.

Selain itu, acara ini juga diikuti oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo Dr. Tirto Adi, Pendiri Pondok Ahlus Shofa Wal Wafa KH Mohammad Nizam As Shofa atau biasa disapa Gus Nizam, Ketua Forum Pamong Kebudayaan (FPK) Jatim Ki Bagong Sabdo Sinukarto, Ketua Pemuda Pancasila Sidoarjo H. Mursidi, Ketua Lesbumi NU Sidoarjo Akhmad Anis Fahmi, dan tamu undangan lainnya. 

1.012 peserta secara serempak menembangkan 3 pupuh macapat, yakni pupuh Pucung, pupuh Kinanti, dan pupuh Asmaradana. Ketiga pupuh itu merupakan macapat gagrak Sidoarjo yang diciptakan oleh Suwarmin M.Sn. bersama dengan paguyuban-paguyuban macapat di Sidoarjo.

Joko memaparkan bahwa penciptaan Macapat Gagrak Sidoarjo telah melalui proses yang panjang. Dimulai dengan kajian terhadap macapat, kajian terhadap potensi-potensi musikal yang ada di wilayah Sidoarjo, kajian terhadap sejarah dan budaya masyarakat Sidoarjo.

“Setelah tercipta 3 pupuh, kami lalu mengundang dalang-dalang wayang Porongan. Ada 5 dalang Porongan yang kami undang. Mereka memberikan masukan dan pendapat untuk menyempurnakan Macapat Gagrak Sidoarjo.” Tutupnya.

Kegiatan ini mendukung FIB dalam mewujudkan SDG’s Poin 4 yakni Quality Education, Poin 11 Sustainable Cities and Communities, dan Poin 17 Partnership for The Goals.

source
https://unair.ac.id